Friday, November 19

SUNGGUH

Kala ku menutup mata
Ku memandang dengan nyata

Saat ku kehilangan telinga
Ku mendengar sejelas-jelasnya

Waktu ku berhenti bicara
Ku mengucap beribu kata

Detik ku kehabisan logika
Ku memahami semua

Tepat ku mengosongkan hati
Ku mampu mengasihi

Sungguh...
Semakin tak punya, ku kian bahagia (?)

(Karenanya)
Biarlah jemariku terambil juga
Ku malah memintal sempurna
Tak apa kakiku terpasung dunia
Ku justru bebas berkelana

Sungguh...
Ku bahkan dekat denganmu, tanpa pernah bertemu


(Ya...ku makin mencintai dia,
dari seorang yang bahkan belum mengenalnya)